Sabtu, 16 Januari 2016

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) MIN MACANANG Jln.mappadeceng kec. Tanete Riattang Barat Kab.Bone



PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
MIN MACANANG
Jln.mappadeceng kec. Tanete Riattang Barat Kab.Bone




 








Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Telaah Materi PAI di Madrasah pada jurusan tarbiyah program studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) kelompok 5 semester V

Oleh :

KHAERANA

EKI SULFIANA



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
WATAMPONE
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu dan beberapa cabangnya, menjadi kebutuhan umat manusia, karena dengan pendidikan, transformasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan dapat diwariskan ke generasi berikutnya. Sejalan dengan perkembangan kebutuhan manusia, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, tentunya berkembang pula ilmu pendidikan mengiringi perkembangan jaman tersebut. Perkembangan ini menyangkut filosofi pendidikan, muatan materi, metodologi, media dan sumber belajar yang muaranya bagaimana agar proses transformasi budaya itu dinamis sehingga tujuan transformasi itu sendiri tercapai.
Banyak permasalahan yang terjadi di dalam dunia pendidikan, misalnya permasalahan kurikulum, pendidik dan tenaga pendidik, sarana dan prasarana, proses pembelajaran, pembiayaan, penilaian, peserta didik, orang tua, masyarakat, lingkungan pendidikan, penyelenggara pendidikan, regulator pendidikan. Tetapi dalam makalah ini, penulis fokus pada problematika pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian problematika pembelajaran?
2.      Apa pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)?
3.      Apa sajakah problematika pembelajaran materi PAI di madrasah?
C.      Tujuan Penulisan
1.      Menegetahui pengertian problematika pembelajaran.
2.      Mengetahui pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI).
3.      Mengetahui problematika pembelajaran materi PAI di madrasah.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Problematika
Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. [1]
Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan. Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sedangkan pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut ( Garry dan Kingsley, 1970 : 15 ) “Belajar adalah proses tingkah laku ( dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”. Sedangkan menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut :
“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
B.       Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menurut Zakiah Daradjat pendidikan pendidikan agama Islam atau At-Tarbiyah Al-Islamiah adalah usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup. Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba (dalam Umi Uhbiyat) pendidikan Islam adalah: bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam, menuju terciptanya kepribadian utama menurut ukuran Islam.
Pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan yang bertujuan menghasilkan orang-orang beragama. Dengan demikian pendidikan agama perlu diarahkan ke arah pertumbuhan moral dan karakter. Ditinjau dari beberapa definisi pendidikan agama Islam di atas dapat didimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut:[2]
a.    Segala usaha berupa bimbingan terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak, menuju terbinanya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama Islam.
b.    Suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses kependidikan melalui latihan-latihan akal pikiran (kecerdasan, kejiwaan).
Berdasarkan definisi diatas, baik dari guru dan PAI dapat difahami bahwa guru pendidikan agama Islam adalah orang dewasa yang memiliki keahlian dalam ilmu keguruan yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak hingga memperoleh kedewasaan baik jasmani maupun rohani yang pada akhirnya anak didik tersebut mampu  menjalankan tugasnya sebagai khalifah Allah SWT, serta mampu berinteraksi sosial di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial di bidang pembangunan. Kesulitan guru PAI dalam kegiatan pembelajaran sendiri adalah persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses pembelajaran oleh guru yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak didik hingga memperoleh kedewasaan baik jasmani maupun rohani dalam pendidikan agama Islam.
C.      Problematika Pembelajaran Materi Pai di MIN Macanang
Sebelum melangkah ke pembahasan tentang problematika yang dihadapi guru di MIN Macanang, kami akan menyampaikan sedikit tentang madrasah yang kami teliti ini. MIN Macanang berlokasi di Jl. Mappadeceng Kecamatan Tanete Riattang Barat.
Dari narasumber yang kami wawancarai, A. Hasnawati selaku kepala sekolah MIN Macanang, diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan agama di madrasah tersebut menghadapi berbagai kendala, antara lain: lemahnya profesionalisme pendidik, kesiapan siswa dalam menerima materi serta metodologi dan media pembelajaran yang digunakan.[3]
1.         Problem profesionalisme pendidik
Menurut A. Hasnawati, ukuran profesional guru saat ini sudah ada instrumen yang digunakan baik instrumen tes maupun pengamatan. Kaitannya dengan pendidikan Agama, kelihatannya ukuran profesional disini perlu lebih akurat lagi. Ini kaitannya dengan transfer materi PAI bukan hanya bersifat kognitif semata melainkan ada sikap dan afeksi yang dapat di tanamkan melalui pembiasaan dan keteladanan.
Permasalahan yang muncul dalam pendidik adalah, sulitnya bagi peserta didik mencari teladanan dari guru. Misalnya keteladan dalam dsiplin, peserta didik tidak jarang lebih dsiplin daripada gurunya ketika masuk ke kelas. Demikian juga dalam amaliyah sehari-hari, ketika tiba waktunya shalat lima waktu, tidak jarang peserta didik lebih dahulu melaksanakan shalat daripada guru sendiri.
2.         Problem kesiapan siswa dalam menerima materi
Ada dua faktor munculnya problem belajar dalam diri siswa:
a.       Faktor-faktor Internal
1)      Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan (alergi, asma, dan sebagainya).
2)      Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), sepertimenampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung kurang.
3)      Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri ( maladjustment ), tercekam rasa takut, benci, dan antipati serta ketidakmatangan emosi.
4)      Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
b.      Faktor-faktor Eksternal
1)      Sekolah
a)      sifat kurikulum yang kurang fleksibel;
b)      terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru);
c)      metode mengajar yang kurang memadai;
d)     kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
2)      Keluarga (rumah)
a)      keluarga tidak utuh atau kurang harmonis;
b)      sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya;
c)      keadaan ekonomi.
3.      Metodologi dan media pembelajaran
Secara umum perkembangan metodologi ini dalam mata pelajaran PAI tidak ada masalah. Yang sering terjadi permasalahan pada saat mengajarkan materi tertentu, sulit membiarkan peserta didik berdiskusi sendiri tanpa bimbingan yang baik. Misalnya dalam keterampilan membaca Al-Qur’an pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits, tidak mungkin membiarkan siswa belajar sendiri atau diskusi membaca al-Qura’an tanpa bimbingan langsung oleh guru. Demikian halnya dalam mata pelajaran akidah akhlak aspek keimanan. Keimanan itu pada tahap usia dini harus lebih banyak penanaman melalui doktrinasi karena secara intelektual mereka belum dapat diajak berpikir hal-hal yang absrak. Misalnya dalam menanamkan keyakinan hal-hal yang gaib, sulit bagi guru untuk menjelaskan adanya malaikat, jin, hari akhir karena diperlukan tingkat intelektual yang memadai.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. Media pembelajaran  itu sendiri ada dalam bentuk hardware ada pula dalam bentuk software. Permasalahan media pembelajaran dalam pendidikan agama Islam terdiri dari;  lemahnya kreasi dan inovasi pendidik dalam membuat media, distribusi media yang belum merata,  keengganan dalam penggunaan media, kesulitan memperoleh media pembelajaran PAI.[4]


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Problematika pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dapat dilihat dari proses pembelajaran  adanya beberapa muatan materi yang sulit diajarkan melalui metode-metode baru, sehingga hal ini perlu modifikasi metode konvensional dengan metode baru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dalam hal media pembelajaran, lemahnya kreasi anak bangsa dalam membuat media pembelajaran PAI, hal ini dibuktikan dengan jarangnya ditemukan labotatorium PAI di sekolah-sekolah atau madrasah.  Ini perlu konsentrasi dari pihak pengelola pendidikan dan regulator pendidikan Agama dalam hal ini Kemenag untuk mendorong pemerhati pendidikan Agama Islam membuat media-media yang relevan dengan materi PAI.
Permasalahan dari segi pendidik adalah kurangnya keteladanan dalam penananam nilai-nilai agama dan pembiasaan. Solusinya tidak lain harus di dorong guru-guru memberi keteladan kepada peserta didik.
Permasalahan dari peserta didik terdiri dari internal dan eksternal. Mengatasi problem internal perlu penilaian yang komprehensif melaui tes, skala sikap dan pengamatan agar peserta yang mengalami masalah segera terdeteksi dan diatasi.
B.       Saran
Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, perlu adanya upaya pembinaan yang intens terhadap guru PAI untuk memberikan keteladan bagi peserta didik dalam bersikap. Selain itu, perlu adanya pendekatan antara guru dan murid karena keberhasilan seorang murid dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari sekolah seperti guru yang harus benar-benar memperhatikan peserta didiknya.


DAFTAR PUSTAKA
Hasnawati A., Kepala Sekolah MIN Macanang
Suhra Sarifa, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, cet. II; Jakarta Pusat: Yayasan Yapma, 2014




[2] Suhra Sarifa, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta Pusat: Yayasan Yapma,2014

[3] Hasnawati A., Kepala Sekolah MIN Macanang

[4] Hasnawati A., Kepala Sekolah MIN Macanang

1 komentar:

  1. Casino.com Archives - ScoopGo
    Casino.com Archives - ScoopGo.com's collection of online gri-go.com casino https://octcasino.com/ and sports kadangpintar betting tips, casino games, หาเงินออนไลน์ video slots, live dealer games and more!

    BalasHapus